Selasa, 28 Oktober 2014

Perkembangan Model Perencanaan

PERKEMBANGAN MODEL PERENCANAAN ERA ABAD KE 19
Dasar-dasar pemikiran tentang perencanaan kawasan sebenarnya mulai tumbuh dan berkembang sejak tahun 1890. Pada saat itu orang mulai mempelajari keterkaitan antara tata guna lahan dengan tingkat kesehatan masyarakat yang hidup dan tinggal pada suatu lingkup kawasan. Beberapa ahli kesehatan tidak dapat memahami bagaimana masyarakat yang tinggal di bagian tertentu pada suatu kota lebih rentan sakit. Satu teori mengatakan bahwa ada hubungan antara karateristik lahan seperti tingkat kelembaban, uap dari rawa, dan lingkungan yang berbau tidak sedap dapat menyebabkan penyakit. Para ahli kesehatan akhirnya bekerja sama dengan insinyur untuk melakukan perencanaan lingkungan yang baik guna mencegah penyebaran penyakit. Perencanaan lingkungan tersebut menekankan pada pengolahan limbah, perbaikan drainase pada area basah, serta pembangunan taman kota dimana setiap orang dapat menikmati udara bersih dan dapat mengurangi tingkat polusi udara seta sampah yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit.


retno kartika sari
Model Perencanaan Abad 19

 
Dari dasar pemikiran tersebut, perencanaan kawasan kemudian berkembang sesuai dengan tahapan sebagai berikut: 

1. Idealisme Perancangan 
Bahwa model perencanaan kawasan yang berkembang saat itu merupakan bentuk  idealisme sang perancang (urban designer). Setiap perancang kawasan memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang model tata kota yang ideal. Sebagai contoh, Ebenezer Howard menciptakan model kota “garden cities for tomorrow” sebagai visi kota masa depan yang ideal. Kemudian seorang pengamat industri George Pullman merancang permukiman dan retail pada kawasan pabrik lokomotif kereta api. 

2. Kemunculan Zonasi 
Bermula dari idealisme, perencanaan berkembang tidak hanya pada kawasan yang kecil tetapi pada lingkup yang lebih besar yaitu kota lengkap dengan berbagai aspek sosial-ekonomi yang ada. Perencanaan kawasan pada kota tidak lagi hanya sebagai visi namun juga memahami keterkaitan setiap elemen yang ada pada kawasan kota tersebut seperti perpindahan manusia, menciptakan atmosfer yang nyaman untuk beraktivitas, menjaga setiap manusia agar tetap aman dan sehat, dan merencanakan bagaimana aktivitas perdagangan dapat berkembang dan menciptakan keuntungan.
Adanya berbagai aspek yang perlu ditampung memunculkan pemikiran baru dalam perencanaan yaitu membagi dan menentukan kawasan mana yang perlu dikembangkan dan kawasan mana yang perlu dikendalikan. Kawasan yang perlu dikendalikan merupakan kawasan dengan tingkat aktivitas yang cenderung tinggi. Pembagian ini yang kemudian dikenal dengan istilah zoning dengan turunannya berupa zoning code dan zoning regulation dalam suatu perencanaan kawasan.

3.  Kebijakan Perencanaan
Pada saat krisis global yang dikenal sebagai The Great Depression pada tahun 1930, perencana bekerja membantu mengembangkan kebijakan dalam perencanaan kawasan untuk menjawab kebutuhan akan lapangan pekerjaan dan permukiman. Sejak saat itu, dunia perencanaan merambah pada kebijakan perencanaan kawasan untuk menyelesaikan masalah tertentu seperti kebijakan perencanaan untuk menanggulangi kemiskinan yang dicanangkan pada masa pemerintahan Presiden Lyndon B. Johnson.

4.  Perencanaan dan Ketidakadilan Sosial
Pada dasarnya perencana kawasan tidak dapat berdiri sendiri dalam menghasilkan perencanaan kawasan yang baik. Perlu adanya partisipasi publik dalam proses perencanaan karena pada dasarnya perencanaan kawasan berinti dasar pada aktivitas masyarakat. Masyarakat adalah pihak yang terkena dampak langsung dari suatu perencanaan kawasan. Bila perencanaan yang dihasilkan tidak bertumpu pada keadilan sosial, maka efek dari perencanaan tersebut bisa jadi menimbulkan reaksi sosial yang menghambat perkembangan suatu kawasan. Seperti yang terjadi pada tahun 1960 dimana hampir sebagian besar perencana menutup diri dari masyarakat yang hidup pada suatu kawasan. Akibatnya perencanaan yang mereka hasilkan tidak dapat diimplementasikan karena dianggap tidak cukup sesuai dengan kondisi lingkungan pada kawasan tersebut.

PERENCANAAN MASA KINI
Pada tahun 1980 dan 1990 tercetus sebuah gerakan yang disebut sebagai Smart Growth Movement dimana setiap perencanaan sebaiknya berorientasi pada lingkungan seperti mencegah meningkatnya polusi udara, melindungi ketersediaan air, dan melindungi habitat dari spesies yang hampir punah akibat pertumbuhan kawasan yang tidak terkendali. Saat ini, tiga pendekatan utama perencanaan (desain, perencanaan guna lahan, dan kebijakan perencanaan) digunakan bersamaan dengan cara yang lebih terintegrasi. 



Model Jakarta di Tahun 2030 Mendatang

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com